Grafik pada
gambar 2.2 dapat dijelaskan proses demi proses sebagai berikut :
Proses AB. Es dengan
temperatur – 40C
dipanaskan. Dalam arti, api bunsen memberikan kalor (jumlah panas) kepada
tabung yang berisi es yang mempunyai temperatur lebih rendah dari api bunsen.
Pemanasan dilakukan pada tekanan tetap. Dengan kata lain, pemanasan
dilaksanakan di bawah tekanan udara luar sebesar 1 atmosfer = 1,013 x 105 pascal
(Pa). Akibat pemanasan ini ialah temperatur es naik menjadi 00C. Ini berarti, ada kalor
(jumlah panas) yang digunakan untuk menaikkan rasa panas (rasa kepanasan atau
temperatur) es di bawah tekanan udara luar sebesar 101,3 kPa.
Proses BC. Es dengan
temperatur 00C
dipanaskan, sehingga semua es berubah menjadi air dengan temperatur 00C. Ini berarti ada kalor
(jumlah panas) yang digunakan untuk merubah tingkat wujud (fase) es (padat)
menjadi air (cair) di bawah tekanan udara luar sebesar 101,3 kPa. Kenyataannya,
pada proses perubahan fase temperatur zat tetap, yaitu 00C. Jadi pada proses
perubahan fase temperaturnya tetap.
Proses CD. Air dengan
temperatur 00C
dipanaskan, sehingga temperaturnya naik sampai 1000C. Dalam proses ini ada
kalor (jumlah panas) yang digunakan untuk menaikkan rasa kepanasan atau
temperatur air.
Proses DE. Air dengan
temperatur 1000C
dipanaskan, sehingga air berubah fasenya menjadi uap air dengan temperatur 1000C. Dalam proses ini ada
kalor (jumlah panas) yang digunakan untuk merubah wujud air (fase cair) menjadi
uap air (fase gas) dengan temperatur yang tetap di bawah tekanan udara luar
yang tetap, yaitu: 1 atmosfer. Proses perubahan fase ini berjalan cukup lama,
dari proses mendidih sampai pada proses penguapan secara perlahan-lahan.
Penjelasan
di atas memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. rasa kepanasan (hot) suatu benda yang
disebut temperatur.
2. jumlah panas yang menyebabkan perubahan rasa kepanasan
yang disebut kalor atau bahang (heat).
3. boleh dinyatakan: (a) temperatur merupakan tingkat atau
derajat panasnya suatu benda yang menentukan arah perpindahan kalor. (b)
temperatur merupakan besaran yang dimiliki oleh dua benda atau lebih yang
bersentuhan melalui dinding diatermis yang ada dalam keadaan setimbang termal.
Pada contoh di atas dinding diatermis berwujud tabung yang terbuat dari gelas.
4. perubahan fase merupakan perubahan tingkat wujud zat,
misalnya: tingkat wujud padat ke cair, tingkat wujud cair ke gas. Pada proses
perubahan fase pada tekanan tetap, temperatur benda selalu tetap. Kalor yang
diberikan atau kalor yang dilepaskan pada saat perubahan fase harganya juga
tetap dan disebut sebagai kalor laten.
5. kalor yang diberikan pada proses kenaikan temperatur
bergantung pada jenis benda dan sebanding dengan massa benda serta kenaikan
temperatur benda. Jenis benda ditandai dengan besaran yang disebut kapasitas
kalor benda. Kapasitas kalor didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah
panas yang diberikan kepada suatu benda dengan kenaikan temperatur benda.
Definisi ini dapat diformulasikan secara matematissebagai berikut.
C = dQ /
dT
0 komentar:
Posting Komentar