Penerapan Hukum Kedua Termodinamika Pada
AC
Air Conditioner (AC)
Air Conditioner (AC) alias
Pengkondision Udara merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan
ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih
rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Filter (penyaring)
tambahan digunakan untuk menghilangkan polutan dari udara. AC yang digunakan
dalam sebuah gedung biasanya menggunakan AC sentral. Selain itu, jenis AC
lainnya yang umum adalah AC ruangan yang terpasang di sebuah jendela. Kunci
utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon, yang
mengalir dalam sistem, menjadi cair dan melepaskan panas saat dipompa (diberi
tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi.
Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau
mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area. Sebuah penyaring udara, kipas, dan
cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah
kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas pada
jendela luar.
Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling
coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin,
lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas
refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada
condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang
tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostatmengontrol motor
kompresor untuk mengatur suhu ruangan.
Mekanisme AC
Sistem kerja AC terdiri dari bagian yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tekanan supaya penguapan dan penyerapan panas dapat
berlangsung.Bagian-bagian AC adalah:
a. Kompresor :Kompresor adalah power unit
dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida
kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang
bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
b. Kondensor :adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah
menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.
c. Orifice Tube : di mana
cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin
bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube,
dipasang juga katup ekspansi.
d. Katup ekspansi : merupakan komponen
terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin
melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat
pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
e. Evaporator/pendingin : refrigent
menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator
meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai
berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit
cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga
dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap
bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh
tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon
yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Jadi, cara kerja sistem
AC dapat diuraikan sebagai berkut :
(Gambar : sistem kerja AC)
Kompresor yang ada pada sistem
pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent),
jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang
kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan
berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka
refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam
refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan
dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator
dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan
refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor
penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup
ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga
refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke
evaporator, di dalam evaposrator ini refrigent akan berubah keadaannya dari
fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent
dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi
dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan
dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika
dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke
fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses
ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada didalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang
diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka entalpi, substansi
yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka
temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini
akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan
keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk
mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah
dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar